Monday, October 20, 2008

nabi urban

sepanjang perjalanan pergi ke maupun pulang dari tempat saya menuntut ilmu sekarang ini, seringkali saya minta tolong kepada barang - barang berikut untuk menemani saya:

1. gedung - gedung tinggi yang bergerak menggeser ke belakang
2. mp3 player yang playlistnya udah sekitar 3 bulan gak diganti tapi ada lagu2 menarik seperti sellotape sticky stuff ato foux du fa fa yang cocok didengar sembari mengamati point no. (1)
3. setangkup buku yang asik punya untuk menghindari orang jahat tahu bahwa kalau saya takut maka mata saya akan terlihat lemah

nah,
kemaren saya menghabiskan buku pinjaman yang dikasih teman saya si sasamarisaheyhey, biasa dipanggil sasa. judulnya The Book, The Film, The T-shirt karangan orang Inggris bernama Matt Beaumont.

baiklah, buku itu lucu dan memang menarik. namun sayang tidak akan saya bahas. merasa rugilah kalian karena buku tersebut sebetulnya asik dibahas. sayangnya saya malas. karena mood saya sedang serius. hihihi.

kendatipun demikian, saat ini saya sedang membaca buku judulnya fifth mountain, karangan si bapak tua, ah kalian mestilah tau siapa dia, Paulo Coelho namanya. sebelumnya saya pernah juga membaca beberapa karyanya kecuali alkemis (hehehe). yang tertinggal begitu lekat adalah eleven minutes. tapi itupun tak akan saya bahas.

belum sampai sepertiga saya membaca, saya teringat sebuah sabjek yang pernah saya pelajari kala berkutat dengan matakuliah farmakoterapi. sabjek yang tak sengaja teringat itupun, namanya adalah schizophrenia.

kalok mau bicara masalah definisi,
yang dimaksud dengan schizophrenia adalah ini

intinya itu adalah penyakit dimana karena ketidakseimbangan senyawa2 autakoid di tubuh, seorang manusia bisa menjadi mengalami serangkaian mispersepsi terhadap logika dan tidak dapat mendiferensiasi antara pikiran dan realita, karena keduanya sama meyakinkannya. nah, sekarang kita semua telah mengetahuinya, bukan?

di buku fifth mountain diceritakan serangkaian cerita yang dikupas dari sudut pandang seorang nabi muda. yang mendengar suara2 dan didatangi malaikat. dengan masyarakat yang sangat superstisius, kepercayaan yang beragam terhadap berbagai dewa dan dewi, serta banyaknya fenomena alam yang dimatematikakan dengan hal - hal ajaib. maka dengan kondisi dimana nilai - nilai gaib sebegitu kentalnya, alangkah mudahnya seseorang ditahbiskan sebagai nabi. terutama kalau ia pun dapat membuktikan kebenaran bisikan2 yang ia terima.

yang dimaksud dengan bisikan - bisikan ini, oh la la. kalau lantas tiba - tiba di jaman sekarang semua orang percaya bahwa orang - orang yang mendapat bisikan adalah pembawa pesan dari yang di atas- maka tidakkah rumah sakit jiwa menjadi tempat ibadah baru?

dan dengan pengetahuan orang - orang tentang schizophrenia dan beratus gejala mental lain, bagaimana ia mengharap orang - orang pada percaya, bahkan jangan2 sebelum bisa coba beraksi membuktikan orangnya udah dikerangkeng diisolasi ato dihukum mati

saya jadi berpikir, jika memang hal tersebut terjadi tidak pada jaman dahulu, tetapi pada masa yang seperti di jaman sekarang dimana kebanyakan orang beranggapan bahwa semuanya hampir dapat dipastikan. pasti akan banyak orang - orang yang tidak percaya ketika timbul orang mengaku nabi. ya iyalah jelas - jelas orang itu pasti disangka gila. olehmu, atau olehku. terutama pula karena kepercayaan yang kita pegang terlebih dahulu. belum lagi kalo orang itu memang terlihat dapat dipercaya maupun dapat membuktikan hal - hal yang ia bilang, maka ia juga akan diancam oleh kepentingan politis tertentu atau oleh otoritas yang berlaku karena dianggap mengganggu keseimbangan yang ada.

hih. susah juga ya jadi nabi.

membuat saya merasa senang karena hal - hal yang saya percaya terjadinya sedari dulu beratus tahun lalu, dimana saya pun percaya pesan dan kejadian di dalamnya tak lekang oleh waktu.


*gehhh pembicaraan apa ini*

No comments: