Monday, August 25, 2008

hal - hal yang bertentangan




'yippeeeee!'
(hmph!)


'kow membuat ku TERGILA-GILA'
(kow membuat ku MENGGILA)


'yessssss!'
(oh nooooooooooo)


'sungguh ku enjoy'
(sungguh ku lieur)



' ^o^ '
( -_____-" )



'subhanallah!'
(insya Allah!)

Sunday, August 17, 2008

untuk negaraku, si Indonesia


selamat ulang tahun!
63 tahun sudah umurmu, sayang

semoga semakin cantik
semakin bijak semakin pinter
semakin banyak rejeki, disayang orang2

oh iyaa.. semoga panjang umur!
dan bahagia tentunya :)

i <3 u ;*

Thursday, August 14, 2008

the 'what-if' gene

kemaren malem,

ibuk saya memarahi saya gara2 saya bolak balik mengeluh 'mulas'- mengapa mulas?

bukan mulas gara-gara gak bisa iik
bukan mulas gara-gara bulan menyambangi saya
bukan mulas gara-gara kebanyakan makan
bukan mulas gara-gara kurang makan (hal yang bisa dibilang musykil bagi saya)
bukan mulas gara-gara dijangkiti penyakit otoimun yang menjadikan badan imunokompromis sehingga mikroflora normal usus tumbuh membabi buta yang mengakibatkan mereka bersifat patogen (?)
bukan pula mulas gara-gara enggan berbuat apapun (karena itu 'malas', bukan 'mulas')

m e l a i n k a n ,

mulas
gara - gara menunggu. gara - gara mengharap. gara - gara menyesal.
gara - gara produksi asam lambung yang berlebih disebabkan oleh 3 gara - gara sebelumnya.

kata ibuk:
'ah kamu itu senengnya was - was!'
(bukan was-was infotainment)
'turunan mbah!'
(mbahku, ibuknya ibukku, bukan mbah marijan, apalagi mbah Mary Jane)


elhooo- turunan ternyata!
entah kenapa jadi lebih tenang. ehehehehehe.


*minta doanya, ya, semua!*

Tuesday, August 12, 2008

another personality test

ini baru coba tes-tes kepribadian. fufufu dapet dari si otty.

woow ternyata saya yang sekarang seperti ini, entah sebulan lagi kek apa, hihihi

Enneagram
free enneagram test


katanya secara mayoritas saya tipe 4: Individualist.
berikut ini deskripsinya:

Type Four
The Individualist

The introspective, romantic type. Fours are self-aware, sensitive, and reserved. They are emotionally honest, creative, and personal, but can also be moody and self-conscious. Withholding themselves from others due to feeling vulnerable and defective, they can also feel disdainful and exempt from ordinary ways of living. They typically have problems with melancholy, self-indulgence, and self-pity. At their Best: inspired and highly creative, they are able to renew themselves and transform their experiences.

trus diikuti dengan tipe 6, 7 dan 9 skornya sama semua, satu angka dibawah tipe 4

Type Six
The Loyalist

The committed, security-oriented type. Sixes are reliable, hard-working, responsible, and trustworthy. Excellent "troubleshooters," they foresee problems and foster cooperation, but can also become defensive, evasive, and anxious—running on stress while complaining about it. They can be cautious and indecisive, but also reactive, defiant and rebellious. They typically have problems with self-doubt and suspicion. At their Best: internally stable and self-reliant, courageously championing themselves and others.

Type Seven
The Enthusiast
The busy, productive type. Sevens are extroverted, optimistic, versatile, and spontaneous. Playful, high-spirited, and practical, they can also misapply their many talents, becoming over-extended, scattered, and undisciplined. They constantly seek new and exciting experiences, but can become distracted and exhausted by staying on the go. They typically have problems with impatience and impulsiveness. At their Best: they focus their talents on worthwhile goals, becoming appreciative, joyous, and satisfied.

Type Nine
The Peacemaker

The easy-going, self-effacing type. Nines are accepting, trusting, and stable. They are usually creative, optimistic, and supportive, but can also be too willing to go along with others to keep the peace. They want everything to go smoothly and be without conflict, but they can also tend to be complacent, simplifying problems and minimizing anything upsetting. They typically have problems with inertia and stubbornness. At their Best: indomitable and all-embracing, they are able to bring people together and heal conflicts.


cie cie cie.
yuk mari yang bagus2 kita simpan, yang jelek2 kita jadikan pelajaran.
ca'elah.

berteman atau tidak berteman

yelloooo jjjjjjumpa lagi

dalam okasi yang agak terjepit bagi saya. Well, ini sebenarnya saya sedang di antara waktu - waktu mengkhawatirkan. Tapi.. Ah! itu dibahas lain kali saja, bukan untuk membahas itu tulisan saya dibuat, fufufu (mari kabur dari kenyataan sejenak)

Akhir - akhir ini, berkaitan dengan event-event pribadi yang terjadi pada saya dan teman - teman, saya jadi merevisi kembali kemungkinan sepasang perempuan-lelaki yang:

1. baru bertemu pada usia 20an ke atas
2. berasal dari lingkungan pertemanan yang mirip2
3. mengalami pembicaraan intensif

untuk tidak terjebak dalam hubungan yang.. apa ya istilahnya.. hmm.. awkward (pada akhirnya). Awkward disini bukannya tau2 menjadi masygul ato apa ya, cuman jadi ada kecenderungan untuk salah satu fihak jadi menaruh hati, bisa diungkapkan bisa tidak, bisa bersifat ringan dan berupa fling biasa, bisa juga jadi berlarut - larut, jadi parah dan mengancam hubungan yang ada.

Memangnya harus seperti itu ya- maksudnya, gak bisa apa biasa2 aja gitu berteman, diskusi, hepi2 tanpa ada manuver ato perasaan lanjutan yg bikin gak enak body si pihak yang ditaruhi hati. Dan jadinya tidak berteman dengan tulus hati, seakan ada maksud tersembunyi sedang mengintai.

Di sisi lain, kadang lingkungan juga suka ngasih cap bahwa orang baru, temen baru bisa disamakan dengan calon gandengan baru. Kek misalnya ada temen saya, sebut saja D. Saya dan D cukup akrablah, boleh dibilang sobat (alaah). Ya intinya kami berada dalam lingkungan pertemanan yang sama. Naaaaah orang2 di lingkungan pertemanan ini terkadang (sering) sukak rese sama si D dan preferensi percintaannya. Saya salah satu yang suka rese si, walo sudah menulis ini tetep aja mungkin tetep akan suka rese, soalnya asik, hihiihihihi.

Walopuuun gak bisa selalu dibenarkan juga sih, jadi kalo si D lagi deket sama siapa gitu kita suka rese men-ciecie-kan, dan merubah sesuatu yg tadinya gak awkward menjadi awkward. Dan lebih kesian lagi kalo pihak yang lagi deket ini juga menaruh hati kepada D, kita jadi tambah semangat milenium dalam men-ciecie dan menjadi tim sukses.

Akibatnya si D menjadi tersiksa dalam sirkumstansi tidak enak hati yang menjadi - jadi. Lepas dari kemungkinan si D memang juga menaruh hati ato tidak ya, kan dalamnya hati orang siapa yang tahu, hihihihihihihiihihi (tetep lho bo resenya). Kesian memang si D ini, cuma kan memang keresean ini pada dasarnya adalah kerana kita sebagai kawan2nya menyayangi dirinya, hihihi.

Kemudian ada lagi teman saya yang lain yang terjebak dalam hubungan yang tadinya temenan biasa, eeeeh si pihak satunya menyatakan terang - terangan kalo dia suka dan tidak peduli dengan kondisi teman saya yang sudah punya kekasih. Kesian jadinya teman saya, karena di satu sisi dia pengen menjaga hubungan pertemanan yang sangat asik tapi dia gak mau bumbu - bumbu romance yang beresiko menyertai pertemanan itu.

Ada juga temen saya yang satunya lagi, yang kebetulan pasarannya memang lagi tinggi akhir - akhir ini ;P jadi dia baru deket ama seseorang, yang awalnya dalam taraf pertemanan sebenernya. Eh tak diduga tak dinyana si temennya tsb kemaren bertanya apakah si temen saya ini available buat relationship. Yeeeeee, gimana coba. Kalo saya ditanya gitu mungkin saya bakal jawab: Yes, friendship. hehehehehe.

Heu, ini fenomena yang akhir - akhir ini sering terjadi semakin umur bertambah. Mungkin juga di sisi lain ada concern lain yang dipertimbangkan si penaruh hati, misalnya mengenai calon pasangan hidup yang serius dst dst, jadi aja gak bisa hanya sekedar berteman titik. Mestiii banget ada seretan sedikit mengenai kans - kans percintaan yang dicari - cari. Heran.

Apalagi, semakin tua ternyata benefit dari hubungan yang kita bangun sama orang lain ternyata jadi semakin divers dan kompleks. Walopun hanya sekedar obrolan santai dan hahahihi sedikit, tapi pengartiannya bisa berbeda antara komunikator dan komunikan. Yang satu beneran berarti obrolan santai dan hahahihi, sementara buat yang satu lagi rasanya seperti kaya udah nemuin orang yang cocok banget buat diajak ngabisin sisa hidup berdua (iya lho, ngeri gak sih). Jadi repot dah kalo gak bisa direm ato dikontrol.

Tapi apa selalu begitu?

Sekarang ini saya sendiri menjalin hubungan baik dengan banyak teman berbeda gender, kebanyakan dari mereka mengenal saya semenjak piyik sehingga membayangkan ada cerita romans dengan mereka sama saja dengan memaksa perut memproduksi asam lambung berlebih,

ada juga yang kenalnya baru - baru dan ya memang, ada beberapa yang oleh teman - teman terdekat saya dinilai memiliki bibit - bibit yang bisa tumbuh menjadi hubungan yang kagok. Dan saya pribadi pun juga sudah mengalami peristiwa2 yang terkait hal tsb dan diskusi dengan pacar tersayang akan pentingnya membuat bondari (adaptasi bahasa indonesia dari boundary) dalam setiap hubungan yang ada. Dengan lawan jenis ato bukan.

Karena saya masih berpendapat bahwa penting untuk tetap menjaga hubungan baik, lepas dari segala yang pernah ato belum terjadi TAPI lebih penting lagi untuk menjaga hubungan yang sudah ada, yang mencegah orang - orang yang kita sayangi jadi tersakiti karena keputusan - keputusan yang seharusnya tidak diputuskan oleh kita. Heeee.

jadi inget dialog ini:

Harry Burns: You realize of course that we could never be friends.
Sally Albright: Why not?
Harry Burns: What I'm saying is - and this is not a come-on in any way, shape or form - is that men and women can't be friends because the sex part always gets in the way.
Sally Albright: That's not true. I have a number of men friends and there is no sex involved.
Harry Burns: No you don't.
Sally Albright: Yes I do.
Harry Burns: No you don't.
Sally Albright: Yes I do.
Harry Burns: You only think you do.
Sally Albright: You say I'm having sex with these men without my knowledge?
Harry Burns: No, what I'm saying is they all WANT to have sex with you.
Sally Albright: They do not.
Harry Burns: Do too.
Sally Albright: They do not.
Harry Burns: Do too.
Sally Albright: How do you know?
Harry Burns: Because no man can be friends with a woman that he finds attractive. He always wants to have sex with her.
Sally Albright: So, you're saying that a man can be friends with a woman he finds unattractive?
Harry Burns: No. You pretty much want to nail 'em too.
Sally Albright: What if THEY don't want to have sex with YOU?
Harry Burns: Doesn't matter because the sex thing is already out there so the friendship is ultimately doomed and that is the end of the story.
Sally Albright: Well, I guess we're not going to be friends then.
Harry Burns: I guess not.
Sally Albright: That's too bad. You were the only person I knew in New York.


udah ah, yuk mari saya permisi dulu.. see u at the next post.
Love u all! (in a friendly kind of way, of course! hehehehe)