Saturday, January 09, 2010

I'm feeling funky


I'm feeling funky. yang merupakan fenomena yang agak aneh.



ada suatu sebab, tapi sebab tersebut sifatnya pribadi, sehingga tidak dapat saya kemukakan disini, karena belom tentu saya dan anda itu kenal terlalu akrab, bukan bermaksud sombong atau bagaimana, tapi hati - hati boleh dong?

kendati pun demikian, jika ada yang ingin tahu, silahkan hubungi lewat japri. bukan japri jalur pribadi, tapi itu lhoo mas Japri asisten pribadi saya. Ahuhuhu. Euh, joke saya kok semakin lama semakin selucu bayi trenggiling.

Bon.

I'm feeling funky, saya sedang merasa fangki. Atau apa sih padanan kata funky dalam bahasa indonesia, fangki kok jadi kaya pengki. Dan pengki kan bukan kata sifat melainkan kata benda. dan bukan benda yang konotasinya bagus juga lagi. Kalo kata sifat yang mirip pengki itu ya dengki barangkali ya, tapi ah astagfirullahalazim jangan dong saya merasa dengki, ah Badu, itu kan tidak baik.

Jreng, siapa pula Badu, apa yang ia lakukan dalam cerita?

Entahlah, ini kan sedang merasa fangki, kita ikutin saja jari ini mau menari kemana, mau ikut? ayo hap letakkan kedua tanganmu di bahuku tapi dari belakang ya, seperti mau main kereta - keretaan. Jangan kita sambil berhadapan, karena bikin saya merasa jengah, nanti malu lagi dilihat orang, disangka mau chachacha goyang calypso.

Kembali lagi ke masalah Badu, jangan ia dicueki begitu saja, gak baik bersikap begitu. Ya mengenai masalah Badu, saya rasa saya belum pernah bertemu orang secara live, mengenal orang secara personal, yang namanya Badu. Ada kalanya saya berpikir kalo itu semata - mata nama yang hanya eksis di Balai Pustaka, yang lambangnya buku terbuka dan seringkali bahan sampulnya itu tidak glossy.

Jangan - jangan itu kode nama akrab dari J.S. Badudu. Nicknamenya Badu. Je Es Badu Du. Hmmm tidakkah kalian curiga. Kita ini memang terlalu banyak diintrik. Sudah waktunya kita bangkit. Lho kok jadi berbau - bau subversif ahahaha.

Glek. ini dari tadi pembicaraan macam apa si. Pepesan kosong. Debat kusir. Tong kosong nyaring bunyinya. Karena nila setitik rusak susu sebelanga. Belanga? Belanga, akh alangkah asing kata belanga bagi telinga anak muda jaman sekarang.

Ah saya mungkin juga bisa membicarakan peribahasa - peribahasa indah nanti di tulisan selanjutnya. Bisa juga membahas elvira, ah saya mengangeninya sebagaimana saya mengangeni ayah ibuk bonti dan guri.

Itu rupanya inti tulisan ini, adalah saya lagi pemanasan untuk bisa cerita - cerita lagi. Tapi harus hati - hati juga, terkadang terlalu banyak cerita juga bisa bikin kita (baca=saya, ding) terjebak dalam riya, terjebak dalam perasaan puas terhadap diri sendiri yang membikin diri buta dan tidak sensitif. Engkau tentu setuju bahwa pujian itu bisa jua jadi racun.

Ini sudah waktunya diakhiri, celoteh si anak bawang yang sedang doyong di malam buta.

HAP. (melompat minggat)

o Rabb sayang, jauhkanlah aku dari puas diri yang terlalu cepat dan juga kebodohan hati serta pikiran, satu lagi Rabb sayang, lindungilah pula orang - orang yang membaca tulisan ini dari itu semua.

amin.


*kangenku setebal salju Orsay*