Tuesday, August 12, 2008

berteman atau tidak berteman

yelloooo jjjjjjumpa lagi

dalam okasi yang agak terjepit bagi saya. Well, ini sebenarnya saya sedang di antara waktu - waktu mengkhawatirkan. Tapi.. Ah! itu dibahas lain kali saja, bukan untuk membahas itu tulisan saya dibuat, fufufu (mari kabur dari kenyataan sejenak)

Akhir - akhir ini, berkaitan dengan event-event pribadi yang terjadi pada saya dan teman - teman, saya jadi merevisi kembali kemungkinan sepasang perempuan-lelaki yang:

1. baru bertemu pada usia 20an ke atas
2. berasal dari lingkungan pertemanan yang mirip2
3. mengalami pembicaraan intensif

untuk tidak terjebak dalam hubungan yang.. apa ya istilahnya.. hmm.. awkward (pada akhirnya). Awkward disini bukannya tau2 menjadi masygul ato apa ya, cuman jadi ada kecenderungan untuk salah satu fihak jadi menaruh hati, bisa diungkapkan bisa tidak, bisa bersifat ringan dan berupa fling biasa, bisa juga jadi berlarut - larut, jadi parah dan mengancam hubungan yang ada.

Memangnya harus seperti itu ya- maksudnya, gak bisa apa biasa2 aja gitu berteman, diskusi, hepi2 tanpa ada manuver ato perasaan lanjutan yg bikin gak enak body si pihak yang ditaruhi hati. Dan jadinya tidak berteman dengan tulus hati, seakan ada maksud tersembunyi sedang mengintai.

Di sisi lain, kadang lingkungan juga suka ngasih cap bahwa orang baru, temen baru bisa disamakan dengan calon gandengan baru. Kek misalnya ada temen saya, sebut saja D. Saya dan D cukup akrablah, boleh dibilang sobat (alaah). Ya intinya kami berada dalam lingkungan pertemanan yang sama. Naaaaah orang2 di lingkungan pertemanan ini terkadang (sering) sukak rese sama si D dan preferensi percintaannya. Saya salah satu yang suka rese si, walo sudah menulis ini tetep aja mungkin tetep akan suka rese, soalnya asik, hihiihihihi.

Walopuuun gak bisa selalu dibenarkan juga sih, jadi kalo si D lagi deket sama siapa gitu kita suka rese men-ciecie-kan, dan merubah sesuatu yg tadinya gak awkward menjadi awkward. Dan lebih kesian lagi kalo pihak yang lagi deket ini juga menaruh hati kepada D, kita jadi tambah semangat milenium dalam men-ciecie dan menjadi tim sukses.

Akibatnya si D menjadi tersiksa dalam sirkumstansi tidak enak hati yang menjadi - jadi. Lepas dari kemungkinan si D memang juga menaruh hati ato tidak ya, kan dalamnya hati orang siapa yang tahu, hihihihihihihiihihi (tetep lho bo resenya). Kesian memang si D ini, cuma kan memang keresean ini pada dasarnya adalah kerana kita sebagai kawan2nya menyayangi dirinya, hihihi.

Kemudian ada lagi teman saya yang lain yang terjebak dalam hubungan yang tadinya temenan biasa, eeeeh si pihak satunya menyatakan terang - terangan kalo dia suka dan tidak peduli dengan kondisi teman saya yang sudah punya kekasih. Kesian jadinya teman saya, karena di satu sisi dia pengen menjaga hubungan pertemanan yang sangat asik tapi dia gak mau bumbu - bumbu romance yang beresiko menyertai pertemanan itu.

Ada juga temen saya yang satunya lagi, yang kebetulan pasarannya memang lagi tinggi akhir - akhir ini ;P jadi dia baru deket ama seseorang, yang awalnya dalam taraf pertemanan sebenernya. Eh tak diduga tak dinyana si temennya tsb kemaren bertanya apakah si temen saya ini available buat relationship. Yeeeeee, gimana coba. Kalo saya ditanya gitu mungkin saya bakal jawab: Yes, friendship. hehehehehe.

Heu, ini fenomena yang akhir - akhir ini sering terjadi semakin umur bertambah. Mungkin juga di sisi lain ada concern lain yang dipertimbangkan si penaruh hati, misalnya mengenai calon pasangan hidup yang serius dst dst, jadi aja gak bisa hanya sekedar berteman titik. Mestiii banget ada seretan sedikit mengenai kans - kans percintaan yang dicari - cari. Heran.

Apalagi, semakin tua ternyata benefit dari hubungan yang kita bangun sama orang lain ternyata jadi semakin divers dan kompleks. Walopun hanya sekedar obrolan santai dan hahahihi sedikit, tapi pengartiannya bisa berbeda antara komunikator dan komunikan. Yang satu beneran berarti obrolan santai dan hahahihi, sementara buat yang satu lagi rasanya seperti kaya udah nemuin orang yang cocok banget buat diajak ngabisin sisa hidup berdua (iya lho, ngeri gak sih). Jadi repot dah kalo gak bisa direm ato dikontrol.

Tapi apa selalu begitu?

Sekarang ini saya sendiri menjalin hubungan baik dengan banyak teman berbeda gender, kebanyakan dari mereka mengenal saya semenjak piyik sehingga membayangkan ada cerita romans dengan mereka sama saja dengan memaksa perut memproduksi asam lambung berlebih,

ada juga yang kenalnya baru - baru dan ya memang, ada beberapa yang oleh teman - teman terdekat saya dinilai memiliki bibit - bibit yang bisa tumbuh menjadi hubungan yang kagok. Dan saya pribadi pun juga sudah mengalami peristiwa2 yang terkait hal tsb dan diskusi dengan pacar tersayang akan pentingnya membuat bondari (adaptasi bahasa indonesia dari boundary) dalam setiap hubungan yang ada. Dengan lawan jenis ato bukan.

Karena saya masih berpendapat bahwa penting untuk tetap menjaga hubungan baik, lepas dari segala yang pernah ato belum terjadi TAPI lebih penting lagi untuk menjaga hubungan yang sudah ada, yang mencegah orang - orang yang kita sayangi jadi tersakiti karena keputusan - keputusan yang seharusnya tidak diputuskan oleh kita. Heeee.

jadi inget dialog ini:

Harry Burns: You realize of course that we could never be friends.
Sally Albright: Why not?
Harry Burns: What I'm saying is - and this is not a come-on in any way, shape or form - is that men and women can't be friends because the sex part always gets in the way.
Sally Albright: That's not true. I have a number of men friends and there is no sex involved.
Harry Burns: No you don't.
Sally Albright: Yes I do.
Harry Burns: No you don't.
Sally Albright: Yes I do.
Harry Burns: You only think you do.
Sally Albright: You say I'm having sex with these men without my knowledge?
Harry Burns: No, what I'm saying is they all WANT to have sex with you.
Sally Albright: They do not.
Harry Burns: Do too.
Sally Albright: They do not.
Harry Burns: Do too.
Sally Albright: How do you know?
Harry Burns: Because no man can be friends with a woman that he finds attractive. He always wants to have sex with her.
Sally Albright: So, you're saying that a man can be friends with a woman he finds unattractive?
Harry Burns: No. You pretty much want to nail 'em too.
Sally Albright: What if THEY don't want to have sex with YOU?
Harry Burns: Doesn't matter because the sex thing is already out there so the friendship is ultimately doomed and that is the end of the story.
Sally Albright: Well, I guess we're not going to be friends then.
Harry Burns: I guess not.
Sally Albright: That's too bad. You were the only person I knew in New York.


udah ah, yuk mari saya permisi dulu.. see u at the next post.
Love u all! (in a friendly kind of way, of course! hehehehe)

2 comments:

Doti said...

the AWKWARDNESS isn't all that TOLERABLE

itulah kenapa keresean itu tidak diperlukan

Laras A. Pitayu said...

ahik ahik, ah oti meuni kitu pisan..