Tuesday, September 30, 2008

Frankly My Dear, The End is Near Indeed!

Dan diletakkannya itu (maaf) pantat di kursi biru andalan.

Jemari yang bau bawang putih sisa menyiapkan makan saur (btw, menunya bistik, hee pamer) itu pun pada mondar - mandir kelabakan di atas keyboard komputer.

Saat itu sudah cukup larut, setidaknya untuk ukuran orang kebanyakan.

Berpikirlah ia, si dara muda berinisial L yang semenjak dari 3 paragraf sebelumnya telah kita bicarakan itu:

Hwarakadah, lebaran tinggal 2 hari lagi ternyata. Apa saja yang terjadi sebulanan ini, O Rabb Sayang, mengapa waktu berlalu tidak terasa?

Maka ia putar otaknya kerana hidupnya terlalu pendek untuk disesali, baru 21 tahun! Belum punya penghasilan! (curhat, tapi tunggu tahun depan: mari hidup melarat di negri orang ;D Insya Allah)

Di masa yang hampir sebulan ini, ternyata banyak juga ia berbahagia kerana waktu bersuka yang tak disangka - sangka. Banyak pula firasat dan pikiran buruk berseliweran baik terkendali maupun tak terkendali, heheheheh. Maka jangan - jangan banyak pula laku buruk tak disadarinya.

Oleh sebab itu, kawan mari jangan kita tunda - tunda lebih jauh lagi:

Pemilik blog ini (bukan orang lain) mengucapkan

Minal Aidin Wal Faizin, Mohon Maaf Lahir dan Batin *)

kepada keluarga tersayang, handai taulan, sanak famili, sahabat, relasi, kekasih, teman sejawat, teman lama, teman baru, calon teman, teman yang datang, teman yang pergi, juga teman yang tinggal- yang kebetulan atas seizin Allah Subhanahuwata'ala melewati blog ini.

Semoga hikmah Ramadan tidak lekas pergi dari hati kita semua!

Amiiiin :)


*) sengaja diwarnai hijau, agar kompak dengan kebanyakan orang, hehe.

Friday, September 26, 2008

jiwa - jiwa yang meronta

Tidakkah anda tahu,

Salah satu dari iklan minyak goreng di layar kaca statsion televisi lokal telah membuat darah kefarmasian saya menggelegak. (berlebihan)

Soalnya,

Si pengiklan bilang, kalok untuk mengetes kemurnian minyak goreng tersebut, maka kita dihimbau untuk meminumnya, kerana minyak murni akan terasa seperti air. Bah!

Yang bener? Saya mengucek telinga beberapa kali untuk memastikan bahawa yang saya dengar itu benar adanya. Maka setelah menyaksikan iklan tersebut sebanyak lebih dari 10 kali, saya pun bisa bilang kalok mereka memang mengucapkan hal tersebut. Dan acapkali mereka mengucapkan hal itu, meringislah saya, ato paling tidak menjadi leceklah itu seprei kerana saya seketika langsung meremasnya. Iiihhhhh, minyak mana juga enak diminum kaleeeeee.

Meminum minyak secara langsung itu sama saja berarti menisbikan keberadaan salah satu bentuk sediaan farmasi. Hemmm, kata ‘sediaan farmasi’ tampaknya tidak umum ya, bagi masyarakat awam.

Sediaan farmasi adalah bentuk obat/produk farmasi. Semisalnya tablet, sirop, puyer, krim, salep, infus dsb dsb. Itu namanya sediaan farmasi. Begitu kira2, adik – adik.

Nah sekarang, izinkan kakak melanjutkan ceritera ya- fufufufufu.

Jadi, sediaan farmasi yang dinisbikan keberadaannya manakala si produsen minyak goreng menghimbau konsumen untuk meminum minyak adalah… eng ing eng… EMULSI.

Siapa bilang minyak dan air tidak bisa bersatu. Salah itu. Faktanya, minyak dan air BISA bersatu, menjadi cairan yang padu yang distabilkan oleh keberadaan senyawa bernama emulgator. Akibatnya, ia tidak terpisah menjadi fasa – fasa minyak diatas dan air dibawah, seperti yang biasa kita lihat di dalam gule2 pada okasi aidil fitri, aidil adha maupun kekahan. Nah, persatupaduan minyak dan air kerana emulgator inilah yang dinamakan emulsi. Mengapakah para ahli keukeuh menyatupadukan minyak dan air?

Tentulah ada sebabnya.

Salah satunya adalah kerana minyak : tidak enak diminum! Minyak meninggalkan bekas lengket dan tidak nyaman di dalam rongga mulut, bahkan beberapa jenis minyak dapat mengiritasi saluran cerna, misalnya minyak jarak ato parafin- sehingga beberapa minyak tersebut digunakan sebagai pencahar.

JRENG. Maka untuk menyamankan penggunaan emulsi itupun kemudian dibuatlah. Si minyak, dibikin menjadi bola2 kecilll semenel, lalu disebarkan di dalam air. (sila lihat dalam ilustrasi yang tersedia, yang tentunya telah diperbesar sedemikian rupa) Sehingga ketika pasien berada dalam keadaan dimana ia mesti meminum minyak, rongga mulutnya tidaklah perlu bersentuhan langsung dengan minyak! Kerana tidak nyaman!

Salah satu contohnya adalah emulsi minyak ikan. Pernah dengar kan? Yang iklannya: bajuku duluuu tak beginiiii tapi kini tak cukup lagiiii, blablabla tratakdungjes. Emulsi minyak ikan itu lho yang berwarna oranye keruh, rasa jeruk enak sih, cuma masih ada sedikit bau2 ikan.

Kelian semua mestinya ikut, waktu tingkat dua saya disuruh bikin emulsi minyak ikan di praktikum meracik. HUWEK. Si minyak ikan baunya kek apan tau. Nempel baunya di jaslab yang udah bolak balik dicuci. Hih, mana lengket2 gitu pulak, gak nyaman banget kalok mesti diminum langsung. Maka si minyak itu disembunyikan dalam air yang telah diberi pewarna oranye lutchu, pemanis enak dan pengharum jeruk, agar si anak2 manja susah makan itu tidak ogah meminumnya. Itulah fungsinya emulsi itu dibuat : untuk menutup rasa tidak nyaman dari minyak.

Eh ndilalah ada orang, artis pulak, di televisi pulak, di siaran nasional pulak (kek siaran lokal ngetop ajah) menyuruh kita meminum minyak. Langsung!

Maka merontalah jiwa – jiwa kefarmasian di luar sana, dan terutama di dalam sini, di dalam raga ini. Amin ya robbal alamin. Wabillahi taufik walhidayah, wasalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh!



hii posting yang aneh

Pemberontakan - pemberontakan kecil


Jadi pada dasarnya saya adalah orang baik bin antikonflik. Namun, adakalanya saya ingin memberontak.

Kenapa? Karena orang – orang pintar adalah orang – orang yang berontak, oh salah kalo itu mah berotak. (hentikan menuliskan sisipan – sisipan aneh, ras)

Serius lagi lah- karena lumayan menghilangkan setres sehari2. Jheee. Tapi sebenarnya pemberontakan yang dilakukan itu adalah pemberontakan yang tidak terlalu penting.

Semisalnya seperti berikut ini:

Di sebuah depstor (singkatan dari department store, hihihih 90s sekalskiy akyew) yang bisa dikatakan lumayan terkemuka, ada pintu yang bertuliskan ‘push’.

Pemberontakan :

saya menolak mematuhi perintah itu! Saya ingin hak – hak saya dihargai! Saya ogah disuruh2 orang untuk mematuhi perintah via tulisan! Mana orangnya saya gak kenal pulak! Dia, si penyuruh itu, entah kafir entah bukan, entah bandit entah bukan, jangan – jangan yang nyuruh itu pedofil, ato anak durhaka, ato ternyata sedang merencanakan makar! Cih!

Maka kemudian, alih – alih mem’push’, saya malahan mem’pull’.

Dan guess what? Tetep aja loh pintunya kebuka. Jreng! Kenapa ya kita disuruh mempush untuk membukanya, sementara dengan mempull pintu itu tetap terbuka.

Saya kheran mengapa agar mencapai suatu tujuan orang hanya diperbolehkan mencapainya dengan satu jalan saja, padahal dengan jalan lain tujuan itu bisa dicapai jua.

Oh pemberontakan – pemberontakan ini, mengapa tidak berani saya lakukan untuk hal – hal yang lebih besar lagi?

:)

O Rabb sayang, ampunilah aku. Namun ketahuilah bahwa paling tidak aku selalu menyangkal dengan hatiku.

Dan itulah seburuk – buruknya hambaMu.