Friday, September 26, 2008

jiwa - jiwa yang meronta

Tidakkah anda tahu,

Salah satu dari iklan minyak goreng di layar kaca statsion televisi lokal telah membuat darah kefarmasian saya menggelegak. (berlebihan)

Soalnya,

Si pengiklan bilang, kalok untuk mengetes kemurnian minyak goreng tersebut, maka kita dihimbau untuk meminumnya, kerana minyak murni akan terasa seperti air. Bah!

Yang bener? Saya mengucek telinga beberapa kali untuk memastikan bahawa yang saya dengar itu benar adanya. Maka setelah menyaksikan iklan tersebut sebanyak lebih dari 10 kali, saya pun bisa bilang kalok mereka memang mengucapkan hal tersebut. Dan acapkali mereka mengucapkan hal itu, meringislah saya, ato paling tidak menjadi leceklah itu seprei kerana saya seketika langsung meremasnya. Iiihhhhh, minyak mana juga enak diminum kaleeeeee.

Meminum minyak secara langsung itu sama saja berarti menisbikan keberadaan salah satu bentuk sediaan farmasi. Hemmm, kata ‘sediaan farmasi’ tampaknya tidak umum ya, bagi masyarakat awam.

Sediaan farmasi adalah bentuk obat/produk farmasi. Semisalnya tablet, sirop, puyer, krim, salep, infus dsb dsb. Itu namanya sediaan farmasi. Begitu kira2, adik – adik.

Nah sekarang, izinkan kakak melanjutkan ceritera ya- fufufufufu.

Jadi, sediaan farmasi yang dinisbikan keberadaannya manakala si produsen minyak goreng menghimbau konsumen untuk meminum minyak adalah… eng ing eng… EMULSI.

Siapa bilang minyak dan air tidak bisa bersatu. Salah itu. Faktanya, minyak dan air BISA bersatu, menjadi cairan yang padu yang distabilkan oleh keberadaan senyawa bernama emulgator. Akibatnya, ia tidak terpisah menjadi fasa – fasa minyak diatas dan air dibawah, seperti yang biasa kita lihat di dalam gule2 pada okasi aidil fitri, aidil adha maupun kekahan. Nah, persatupaduan minyak dan air kerana emulgator inilah yang dinamakan emulsi. Mengapakah para ahli keukeuh menyatupadukan minyak dan air?

Tentulah ada sebabnya.

Salah satunya adalah kerana minyak : tidak enak diminum! Minyak meninggalkan bekas lengket dan tidak nyaman di dalam rongga mulut, bahkan beberapa jenis minyak dapat mengiritasi saluran cerna, misalnya minyak jarak ato parafin- sehingga beberapa minyak tersebut digunakan sebagai pencahar.

JRENG. Maka untuk menyamankan penggunaan emulsi itupun kemudian dibuatlah. Si minyak, dibikin menjadi bola2 kecilll semenel, lalu disebarkan di dalam air. (sila lihat dalam ilustrasi yang tersedia, yang tentunya telah diperbesar sedemikian rupa) Sehingga ketika pasien berada dalam keadaan dimana ia mesti meminum minyak, rongga mulutnya tidaklah perlu bersentuhan langsung dengan minyak! Kerana tidak nyaman!

Salah satu contohnya adalah emulsi minyak ikan. Pernah dengar kan? Yang iklannya: bajuku duluuu tak beginiiii tapi kini tak cukup lagiiii, blablabla tratakdungjes. Emulsi minyak ikan itu lho yang berwarna oranye keruh, rasa jeruk enak sih, cuma masih ada sedikit bau2 ikan.

Kelian semua mestinya ikut, waktu tingkat dua saya disuruh bikin emulsi minyak ikan di praktikum meracik. HUWEK. Si minyak ikan baunya kek apan tau. Nempel baunya di jaslab yang udah bolak balik dicuci. Hih, mana lengket2 gitu pulak, gak nyaman banget kalok mesti diminum langsung. Maka si minyak itu disembunyikan dalam air yang telah diberi pewarna oranye lutchu, pemanis enak dan pengharum jeruk, agar si anak2 manja susah makan itu tidak ogah meminumnya. Itulah fungsinya emulsi itu dibuat : untuk menutup rasa tidak nyaman dari minyak.

Eh ndilalah ada orang, artis pulak, di televisi pulak, di siaran nasional pulak (kek siaran lokal ngetop ajah) menyuruh kita meminum minyak. Langsung!

Maka merontalah jiwa – jiwa kefarmasian di luar sana, dan terutama di dalam sini, di dalam raga ini. Amin ya robbal alamin. Wabillahi taufik walhidayah, wasalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh!



hii posting yang aneh

3 comments:

Anonymous said...

heuuu.. ras.. emang minyak diuji kemurniannya seperti itu?? ngahahaha..
bisa emosi jiwa tuh pa iim mendengarnyah..

Laras A. Pitayu said...

itu lho iklan minyak gorengngngng, kalo gasalah mereknya 'bibir monyong lima senti'

heheheheheh

jangankan pak iim yang apoteker senior, sayah yg apoteker junior aja keki! (ciee apoteker)

Anonymous said...

postingan macam apa ini??

hahahaaaaa